Rabu, 29 September 2010

Ilmu Sosial dasar


BAB 1. Ilmu Sosial Dasar sebagai Salah Satu Mata Kuliah Dasar Umum

Subbab

5. menyebutkan tujuan ilmu sosial dasar

Sebagai salah satu dari Mata Kuliah Dasar Umum, Ilmu Sosial Dasar mempunyai tujuan pembinaan mahasiswa agar :
a. Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
b. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usahamenanggulanginya.
c. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya atau mempelajarinya secara kritis-interdisipliner.
d. memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.


Study kasus:

PENANGGULANGAN KENAKALAN SISWA MELALUI PENDIDIKAN AKHLAK (Studi Kasus di SDN Carangan No. 22 Baluarti Surakarta)

Sukmono, Dimas Arie (2008) PENANGGULANGAN KENAKALAN SISWA MELALUI PENDIDIKAN AKHLAK (Studi Kasus di SDN Carangan No. 22 Baluarti Surakarta). Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Abstract

Di SDN Carangan No.22 Baluarti Surakarta banyak fenomena yang terjadi seperti siswa membuat gaduh dikelas ketika sedang pembelajaran, tidak mengerjakan tugas dari guru, mengerjakan PR di sekolah, menyontek ketika ujian / ulangan, tidur ketika sedang diterangkan guru dalam proses pembelajaran. Biasanya penyebab timbulnya kenakalan siswa disekolah terutama dalam proses pembelajaran adalah kurangnya guru dalam menguasai ruangan ketika pembelajaran, guru kurang menguasai metode – metode pembelajaran, kurangnya rasa kekeluargaan antara guru dan murid, kurang pembinaan pendidikan agama Islam terutama pendidikan akhlak siswa, dan sebab kurangnya harmonis interaksi antara orangtua dan anak. Peneliti mengambil lokasi SDN Carangan No. 22 Baluarti Surakarta. dan sebab kurangnya harmonis interaksi antara orangtua dan anak. Rumusan masalah adalah bagaimana bentuk – bentuk kenakalan siswa dan penanggulangan terhadap kenakalan siswa dengan pendidikan akhlak di SDN Carangan No.22 Baluarti Surakarta Solo dan bagaimana hasil dari penanggulangan terhadap kenakalan siswa. Tujuan penelitian adalah mengetahui bentuk – bentuk kenakalan dan penanggulangan tentang kenakalan siswa secara baik dan mengetahui hasil dari penanggulangan terhadap kenakalan siswa. Metode penelitian menggunakan metode diskriptif kualitatif, jenis penelitian termasuk penelitian lapangan. Subyek penelitian adalah semua siswa SDN Carangan, populasi adalah 35 siswa SDN Carangan. Sampel dalam penelitian ini sampel total. Metode pengamatan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan pelaksaan dari hasil analisis adalah bahwa anak yang nakal dapat ditanggulangi dengan pendidikan akhlak dengan cara memberikan motivasi kepada anak agar giat belajar seperti berikut ini, bentuk – bentuk pembinaan terhadap siswa tentang pendidikan akhlak dan tauladan guru terhadap siswanya, menggabungkan antara pendidikan yang sudah diberikan guru berupa pendidikan agama Islam, PPKN, nasihat dari guru, pembinaan akhlak anak, dan memberikan motivasi agar siswa giat belajar. Kesimpulan pendidikan akhlak adalah proses si pendidik dengan sengaja dan penuh tanggungjawab memberikan pengaruhnya terhadap anak didik, demi kebahagian anak didik yang bertujuan dalam pembentukan akhlak anak yang dilakukan melalui proses pembinaan dapat menanggulangi kenakalan, bentuk – bentuk kenakalan siswa : siswa mengerjakan PR di sekolah, menyontek ketika ulangan maupun ujian, membuat gaduh dan mencari perhatian guru, tidak mengerjakan tugas dari guru, tidur ketika guru sedang mengajar, pembinaan terhadap siswa tentang pendidikan akhlak dan tauladan guru, memberikan motivasi anak agar giat belajar dan menggabungkan antara pendidikan yang sudah diberikan guru berupa pembinaan agama Islam, PPKN, dan nasihat dari guru

Opini:

Suatu pendekatan dengan cara halus kepada murid bisa mengoptimalkan sang murid untuk mendengarkan nasihat dan mau merubah sifat nakal mereka,selain itu sang murid juga membutuhkan seseorang untuk membimbing mereka agar memiliki akhlak yang baik serta membutuhkan dorongan motivasi dari si pembimbing dan sekitarnya

6. menyebutkan tiga kelompok ilmu pengetahuan

Secara umum ilmu pengetahuan dikelompokan menjadi tiga yaitu ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan budaya atau lebih umum disebut ilmu pengetahuan humaniora.

Study kasus:

Perilaku mahasiswa dalam mencari Ilmu pengetahuan (Studi Kasus Mahasiswa P. IPS Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Arief Setyawan
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan persepsi mahasiswa tentang manfaat ilmu pengetahuan
dalam masyarakat, (2) Mendeskripsikan perilaku mahasiswa dalam mencari ilmu pengetahuan, (3)
Mendeskripsikan alasan mahasiswa dalam mencari ilmu pengetahuan. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Strategi penelitian studi kasus terpancang tunggal. Sumber data didapat dari
subyek penelitian yaitu: (1) informan atau nara sumber, yaitu mahasiswa jurusan P.IPS FKIP UNS. (2)
peristiwa atau aktifitas, yaitu aktifitas mahasiswa di perpustakaan, perkuliahan serta aktifitas mahasiswa baik
dalam suasana formal maupun non formal di kampus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik wawancara mendalam (in depth interviewing) dan observasi secara langsung. Teknik validitas data
yang digunakan adalah standar kredibilitas, standar tranferabilitas, standar dependabilitas, dan standar
konfirmabilitas. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif yang meliputi empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data (reduction), sajian data
(display) dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1)
Persepsi mahasiswa tentang manfaat ilmu pengetahuan dalam masyarakat yaitu ilmu pengetahuan
mendorong mahasiswa untuk terbuka terhadap perubahan perkembangan ke arah kemajuan, ilmu
pengetahuan mendorong mahasiswa untuk berperilaku bijak dalam menyikapi perubahan masyarakat, ilmu
pengetahuan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan masalah, ilmu pengetahuan mempermudah
mahasiswa untuk penyesuaian diri dalam masyarakat. (2) Perilaku mahasiswa dalam mencari ilmu
pengetahuan yaitu dapat dilihat dari: (a) Makna belajar bagi mahasiswa yaitu mahasiswa memandang bahwa
belajar dapat dilakukan kapan dan dimana saja selama mereka sadar bahwa ilmu pengetahuan merupakan
kebutuhan untuk mengembangkan diri. (b) Perilaku mahasiswa dalam mengelola waktu belajar, yaitu
mahasiswa tidak dapat mengelola waktu belajar dengan baik. Dilihat dari kegiatan belajar secara mandiri,
mahasiswa tidak memiliki waktu belajar secara tertib. Kegiatan belajar hanya dilakukan ketika menjelang
ujian dan mengerjakan tugas kuliah. (c).Memanfaatkan perpustakaan, yaitu mahasiswa memandang penting
manfaat perpustakaan. Namun mahasiswa hanya mengunjungi perpustakaan ketika terdapat
kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam menyelesaikan tugas kuliah. (c).Perilaku mahasiswa dalam menempuh
ujian, yaitu sebagian besar mahasiswa dalam menempuh ujian mempersiapkan dengan belajar secara
spontan/sks (sistem kebut semalam). Mereka mengakui cara belajar ini telah menjadi kebiasaan bahkan
terdapat pula mahasiswa yang menyontek ketika ujian. (3). Alasan mahasiswa dalam mencari ilmu
pengetahuan, yaitu dasar untuk mencari pekerjaan, mencari pasangan hidup, sarana meningkatkan taraf
hidup, dan mengembangan ilmu itu sendiri. Terdapat pula faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa
dalam mencari ilmu pengetahuan antara lain: lingkungan pergaulan, perhatian orang tua, dan pengaruh
perkembangan teknologi saat ini.

Opini : keinginan untuk mencari ilmu pengetahuan pada dasarnya harus dari manusia itu sendiri,karena jika ada rasa ingin maka manusia pasti akan berusaha untuk mendapatkan yang dia inginkan

7. menyebutkan pengertian masalah sosial

Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

Study kasus:

PENGANGGURAN TERSELUBUNG DI DAERAH PERDESAAN: Studi Kasus Kabupaten Temanggung
  Penulis  :   Tim Peneliti      
Penelitian ini secara umum ingin mengetahui fenomena pengangguran terselubung di perdesaan, berkaitan dengan alokasi waktu kerja dan pendapatan tenaga kerja rumah tangga. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: (1). Menganalisis alokasi waktu tenaga kerja pada aktivitas di sektor pertanian; (2). Menganalisis produktivitas tenaga kerja dilihat dari jam kerja dan pendapatan; dan (3). Mengetahui penggunaan tenaga kerja pada sektor pertanian di perdesaan. Sumber data yang digunakan adalah dari hasil survei rumah tangga dan survei perorangan serta data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai instansi. Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dari data survei dan data sekunder juga dilakukan wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus dan observasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengangguran terselubung memang telah terjadi di desa-desa kajian. Pengangguran terselubung lebih nampak jelas terutama di sektor pertanian, yaitu pada para petani gurem, petani penggarap dan buruh tani. Dalam kajian mengambil sampel desa di wilayah perbukitan/pegunungan dan wilayah dataran. Sampel wilayah perbukitan/pegunungan dengan ketinggian sekitar 1.200 m dpl, daerah pertanian lahan kering (tegalan) dengan tanaman utama tembakau dan sebagai tanaman tambahan/selingan jagung, polowijo dan sayur-sayuran. Sampel wilayah dataran dengan ketinggian di bawah 1000 m dpl. daerah pertanian lahan basah (persawahan) dengan tanaman utama padi dan sebagai selingan tanaman tembakau, polowijo dan sayuran. Tingkat pengangguran terselubung lebih tinggi di wilayah pegunungan dibandingkan di wilayah dataran. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pengangguran terselubung, makin rendah pendidikan angkatan kerja, makin tinggi tingkat penganguran terselubung. Juga ada korelasi pengangguran terselubung dan luas pemilikan lahan rumah tangga, makin kecil pemilihan lahan pertanian tingkat pengangguran terselubung makin tinggi.
Tentang pendayagunaan angkatan kerja yang dalam klasifikasi adequately utilized (cukup didayagunakan) di wilayah dataran lebih baik daripada di wilayah perbukitan. Ada kecenderungan makin luas lahan yang dimiliki rumah tangga tingkat pendayagunaannya makin tinggi.
Hasil kajian juga mengangkapkan bahwa secara umum pengangguran terbuka hampir tidak ada, karena para angkatan kerja muda yang menganggur umumnya meninggalkan desanya untuk mencari nafkah di kota atau bahkan di luar negeri sebagai TKI. Alokasi waktu dan curahan waktu kerja sebagian besar angkatan kerja di desa-desa kajian cukup tinggi. Meskipun jumlah curahan waktu kerja tersebut tidak hanya dari jenis pekerjaan utama, tetapi juga dari jenis pekerjaan sampingan/ tambahan. Mereka terpaksa melakukan pekerjaan tambahan/sampingan sebagai strategi lantaran jenis pekerjaan utamanya tidak memerlukan jumlah jam kerja penuh/pendapatan dari pekerjaan utama tidak mencukupi atau dapat disebut sebagai setengah penganggur kentara. Namun meskipun mereka sudah melakukan pekerjaan tambahan, jumlah penghasilan mereka tetap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau bahkan penghasilan mereka masih di bawah garis kemiskinan. Kelompok inilah masih dapat dikatagorikan penganggur terselubung.  


Opini:

Harusnya pemerintah daerah mengadakan suatu pendidikan atau keterampilan tambahan bagi para pengangguran yang memiliki dalam masalah skill terbatas agar mereka memiliki keahlian di bidang lain,sementara unuk pengagguran  terselubung ,yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah berupaya mencari solusi terbaik agar penghasilan mereka dapat mencukupi kebutuhan mereka

8.memberikan contoh masalah sosial
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.


Study kasus:
Posted in Tajuk Rencana by Redaksi on Februari 13th, 2008
Kemajuan teknologi, adalah hal yang patut disyukuri. Sebab dengan sentuhan teknologi, berbagai pemenuhan kebutuhan hidup manusia menjadi lebih mudah. Pada dasarnya, teknologi membawa implikasi positif dalam sejarah kehidupan manusia. Bahkan, kemajuan teknologi menjadi bukti perkembangan kemampuan manusia untuk menggunakan nalar dan pikirannya dalam mengelola alam dan potensi diri manusia itu sendiri.

Akan tetapi, jika hasil capaian teknologi kemudian disalahgunakan, maka yang muncul adalah beragam dampak buruk. Tidak hanya tujuan utama dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak tercapai, namun penyalahgunaan rekayasa teknologi itu sendiri akan membuat hidup manusia semakin sulit. Tidak terkendali. Menjadi linglung. Bahkan menjadi ambigu.
Sebagai contoh, penyalahgunaan bom atom ke dalam arena perang telah memporak-porandakan alam dan menyebabkan korban manusia dalam jumlah yang banyak. Padahal, bom atom pada awalnya diciptakan untuk membuat terowongan di bawah tanah. Atau untuk mendirikan bangunan dalam endapan bantuan.
Hal yang sama, kini sedang terjadi. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi melalui handphone ternyata telah membawa kemudahan bagi manusia di belahan manapun di dunia ini untuk berkomunikasi. Hal ini sangat menolong manusia untuk memperpendek jarak tempuh. Tidak perlu bertemu secara fisik, namun di udara bisa saling bertukar informasi dan menyampaikan pesan.
Secara khusus teknologi handphone semakin membuat privasi manusia begitu terjaga. Jika dikendalikan, handphone tentu membawa dampak positif. Akan tetapi jika tidak, fasilitas dalam handphone bisa saja disalahgunakan.
Hal itulah yang kita saksikan terjadi bagi kalangan pelajar. Sebagaimana diungkapkan sejumlah media massa banyak pelajar yang sudah menggunakan HP berikut dengan fasilitas di dalamnya untuk hal-hal yang tak wajar. Katakanlah soal penyebarluasan video dan gambar-gambar porno.
Bisa dipastikan, para pelajar (apalagi itu baru sebatas murid Sekolah Dasar) sangat tidak pantas menyaksikan adegan erotis yang ditampilkan dalam HP. Bayangan apa yang terlintas dipikiran para pelajar jika melihat hal-hal seperti ini. Sekalipun belum ada pembuktian secara akademis, bahwa maraknya peristiwa penyimpangan seksual dan pernikahan dini saat ini adalah didorong oleh penyalahgunaan teknologi seperti situs porno di HP.
Pelajar adalah harapan bangsa. Jika para pelajar sudah terjerembab dalam perilaku yang menyimpang dengan menyalahgunakan teknologi, maka generasi bangsa ini di masa depan akan hancur. Tentu kita tidak mau membiarkan kejadian ini terus berlanjut. Kita harus membebaskan para pelajar kita dari segala bentuk penyalahgunaan teknologi.
Mengatasi permasalahan ini, tentu menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama. Pemerintah, khususnya jajaran departemen pendidikan harus membuat regulasi yang mumpuni untuk bisa meminimalisasi terulangnya kembali kejadian seperti ini. Para guru dan pihak sekolah harus dengan jeli mengawasi para siswa.
Apa yang dilakukan oleh jajaran Dinas Pendidikan Kota Medan yang meminta kepala sekolah merazia siswa yang membawa handphone (HP) sangatlah bijaksana layak didukung oleh semua pihak. Ini bertujuan untuk meminimalisir penggunaan situs porno bagi para pelajar itu sendiri.
Namun yang tak ketinggalan perannya adalah orang tua. Orang tua harus melakukan pendidikan dan pendamping yang halostik pada diri si anak. Anak harus diarahkan. Dibina. Jangan dibiarkan sampai terombang-ambing. Mereka harus diarahkan dengan kasih sayang. Keluarga menjadi tempat pendidikan pertama sebelum seorang anak terjun ke masyarakat.
Teknologi pada dasarnya diciptakan untuk menolong dan mempermudah kehidupan manusia. Namun jika teknologi disalahgunakan, maka implikasi buruklah yang kita peroleh. (*)

Opini:

Semua kemajuan pasti membawa suatu dampak positif juga dampak yang negatif,dari situlah seorang pelajar harus diberikan bimbingan dan perhatian khusus akan teknologi tersebut supaya tidak disalah gunakan

Sumber referensi :



 untuk studi kasus kedua karena format nya pdf maka tidak bisa di copas link nya saya mohon maaf yang sebesarnya hanya ini yang bisa saya berikan informasinya: abstrak_perilaku-mahasiswa-dalam-mencari--ilmu-pengetahuan--studi-kasus-mahasiswa-p.-ips-fakultas-keguruan-dan-ilmu-pendidikan-universitas-sebelas-maret-surakarta-
digilib.uns.ac.id/abstrakpdf_10951_perilaku-mahasiswa-dalam-mencari--ilmu-pengetahuan--studi-kasus-mahasiswa-p.-ips-fakultas-keguruan-dan-il...